10 Pertunjukan Tari Tradisional Bali: Unik, Indah, dan Sayang untuk Dilewatkan!
Bali memang terkenal sebagai salah satu tempat berpetualang di Indonesia yang memiliki berbagai macam keindahan alam. Mulai dari objek wisata seperti pantai dan pegunungan, kuliner yang bikin lidah bergoyang hingga budaya yang sudah diwarisi turun-temurun dari nenek moyang. Bali merupakan tempat yang memiliki ragam tarian yang menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia.
Tari tradisional Bali adalah tarian tradisi kuno yang merupakan bagian dari ekspresi religius dan artistik di kalangan masyarakat Bali. Tari tradisional Bali dinamis, bersudut, dan sangat ekspresif. Penari Bali mengekspresikan cerita drama tari melalui gerak tubuh, termasuk gerak jari, tangan, kepala, dan mata.
Inilah 10 tari tradisional Bali yang bisa menghipnotis Anda dengan kisah dan keindahannya masing-masing!
1. Tari Kecak
Siapa yang tak kenal Tari Kecak? Tari Kecak merupakan salah satu tari tradisional Bali yang sudah sangat populer dan menjadi salah satu pertunjukan khas yang banyak diburu wisatawan.
Tarian ini diciptakan oleh Wayan Limbak dan Walter Spies pada tahun 1930. Tarian ini menceritakan kisah epik Ramayana dan rata-rata semua penarinya adalah laki-laki. Penari yang membawakan Tari Kecak berjumlah lebih dari sepuluh orang.
Jika anda berwisata ke Bali menyisihkan waktu kurang dari 30 menit untuk menyaksikan pertunjukan Tari Kecak, anda akan melihat para penari duduk melingkar sambil meneriakkan “cak” sambil mengangkat kedua tangan. Hal berikutnya menggambarkan pasukan kera itu cocok untuk mendukung Rama melawan Rahwana. Ada juga penari yang memerankan tokoh Ramayana lainnya.
Tarian ini sering dipuji oleh wisatawan mancanegara karena keunikannya, walaupun hanya berbunyi “cak-cak-cak” namun beberapa kelompok membunyikannya dengan ketukan yang berbeda-beda. Serasa serombongan seribu orang meneriakkan kata “cak-cak-cak” padahal jumlahnya hanya puluhan. Inilah keunikan Tari Kecak. Tari tradisional Bali ini disajikan dengan sangat sederhana, namun suasana mistisnya tetap ada selamanya.
2. Tari Trunajaya
Tari Trunajaya berasal dari kata teruna yang berarti awet muda, ditemukan dari penciptaan Pan Wandres selama perjalanannya dan ditambahkan oleh I Gede Manik.
Tari tradisional Bali ini bercerita tentang seorang pria yang bermimpi menarik perhatian wanita. Hal itu terlihat dari setiap gerakan tegas dimana kaki-kaki dijajarkan seperti kuda. Meski begitu, seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini tidak hanya dilakukan oleh kaum pria. Wanita juga bisa berpartisipasi terutama oleh 2 orang sekaligus.
Jika diperhatikan, sang penari selalu melebarkan matanya dan dengan tegas melakukan gerakan tarinya, memang terkesan menyeramkan namun ini untuk menunjukkan kejantanan pria. Tarian ini kebanyakan diiringi oleh musik gamelan Gong Kebyar, dan dapat dibawakan di mana saja karena hanya untuk hiburan saja.
3. Tari Barong
Barong, terdengar mirip dengan Barongsai, bukan? Namun tarian ini bukan berasal dari Tiongkok. Indonesia sendiri memiliki tarian Barong yang merupakan warisan jauh sebelum adanya agama Hindu.
Tari tradisional Bali ini menceritakan tentang konfrontasi dengan kebajikan yang dilambangkan oleh Barong, dan kejahatan yang digambarkan oleh sosok Rangda.
Menurut beberapa literatur, kata Barong berasal dari asal kata Bahruang yang artinya beruang. Meski begitu, wujud binatang yang digambarkan bisa berbeda-beda tergantung jenis tarian Barong yang dibawakan. Ada Barong Bangkal, Barong Macan, Barong Asu, Barong Gajah, Barong Blasblasan, dan Barong Landung. Dan tentunya yang paling terkenal yaitu Barong Keket atau Barong Ket yang menggambarkan perpaduan antara harimau, singa, dan sapi.
Tarian ini biasanya ditarikan oleh 2 orang laki-laki, yang satu berperan sebagai kepala dan satunya lagi adalah anggota buntut. Mayoritas badan Barong terbuat dari kulit dan dihiasi dengan ukiran khas Bali ditambah dengan potongan ornamen kaca cermin agar terlihat mengkilat.
Bulu barong terbuat dari ijuk, meski ada pula yang terbuat dari bulu burung gagak. Sedangkan untuk anggota topeng, kebanyakan terbuat dari kayu yang tumbuh di daerah yang dianggap keramat atau angker. Tarian ini diiringi oleh gamelan Gong Kebyar, Gamelan Batel dan Gamelan Babarongan.
Baca juga: Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Sarung Bali: Panduan Lengkap
4. Tari Legong
Pada zaman kerajaan Bali, tarian ini hanya dipertunjukan di lingkungan keraton. Kata Legong sendiri berasal dari asal kata “leg” yang artinya luwes, dan “gong” yang artinya gendang atau gamelan tradisional. Oleh karena itu, tarian ini memiliki gerakan yang anggun diiringi gamelan tradisional Bali yang disebut Semar Pegulingan. Selain itu, beberapa penari yang bermain Legong memakai kipas angin.
Di Bali terdapat beberapa jenis Tari Legong yang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu yaitu Legong Keraton atau Legong Lasem, Legong Legod Bawa, Legong Jobog, Legong Smaradahana, Legong Sudarsana dan Legong Kuntul.
5. Tari Pendet
Tarian tradisional Bali ini pada awalnya merupakan tarian pemujaan yang dilakukan di pura-pura di Bali.
Tari Pendet bisa disebut sebagai bentuk penyambutan turunnya para dewa ke dunia. Seiring berjalannya waktu para seniman tari di pulau Bali menjadikan tarian ini sebagai tarian penyambutan bagi wisatawan.
Tari Pendet versi modern diciptakan oleh I Wayan Rindi pada tahun 1950-an. I Wayan Rindi adalah seorang seniman yang menghabiskan hidupnya mengamati semua tarian Bali.
Pendet adalah pernyataan sesajen yang berupa tarian upacara. Berbeda dengan tari pertunjukan yang membutuhkan pelatihan intensif, tari Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, baik pria maupun wanita, dewasa maupun muda.
Tarian ini diajarkan hanya dengan mengikuti gerak-gerik dan jarang ditampilkan di Banjar. Gadis-gadis muda mengikuti gerakan wanita yang lebih tua yang memahami tanggung jawab mereka untuk memberikan contoh yang baik.
6. Tari Baris
Sesuai dengan namanya, baris yang artinya pawai. Tari Baris dibentuk dengan posisi berjajar.
Tari Baris adalah salah satu tarian tradisional Bali yang pada awalnya berbentuk ritual, namun seiring berjalannya waktu tarian ini menjadi tarian hiburan. Tari baris diciptakan pada pertengahan abad ke-16.
Tari Baris adalah salah satu jenis tarian perang tradisional dari Bali yang diiringi oleh gamelan. Tarian ini menggambarkan perasaan pahlawan muda sebelum berperang, memuji maskulinitas pahlawan Bali dan menunjukkan kestabilan kepemimpinannya.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh minimal 8 hingga maksimal 40 pria. Kostum untuk tarian ini adalah Badog, Lamak, Awir, baju beludru, celana panjang, dan lain-lain seperti kesatria lengkap dengan hiasan kepala, punggung, dan dada.
Namun kostum penari yang dikenakan di setiap daerah di Bali tidaklah sama – berbeda karena tiap daerah memiliki ciri khas Tari Baris masing-masing. Tarian ini termasuk dalam tarian sakral sehingga hanya ditampilkan pada saat ada perayaan dan upacara sakral tertentu.
Baca juga: 8 Jajanan Enak khas Bali dan Tempat Jajan Malam di Bali
7. Tari Panji Semirang
Tarian ini diciptakan oleh seorang seniman bernama I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian Panji Semirang dikenal sebagai tarian pertunjukan yang dilakukan di luar pura.
Tarian ini menceritakan tentang seorang putri bernama Galuh Candrakirana yang sedang mengembara dan menyamar menjadi seorang laki-laki bernama Raden Panji. Sang putri melakukan perjalanannya setelah kehilangan suaminya. Biasanya ditarikan oleh penari wanita yang berperan sebagai pria.
Dalam tarian ini anda akan melihat para penari yang matanya melebar seperti orang yang sedang marah, dibumbui dengan senyuman namun selamanya dengan mata yang galak. Ada perubahan ekspresi di beberapa gerakan.
8. Tari Puspanjali
Puspanjali adalah tarian tradisional Bali yang merupakan salah satu bentuk penyambutan. Fungsi Tari Puspanjali sebagai tarian penyambutan tercermin dari namanya, “puspa” yang artinya bunga, dan “anjali” yang artinya hormat. Sebagai kesimpulan, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai “menghormati tamu seperti bunga” yang menggambarkan besarnya rasa hormat yang dimiliki tuan rumah atas kedatangan tamu mereka.
Tari Puspanjali dibawakan oleh sekelompok penari wanita yang berjumlah 5 sampai 7 orang. Tarian ini terinspirasi dari tarian yang dibawakan pada upacara Rejang yang menggambarkan sekumpulan wanita yang senang dengan kehadiran tamu yang datang ke daerahnya.
Tarian ini diciptakan pada tahun 1989 oleh seorang penari Bali bernama N.L.N. Swasthi Wijaya.
9. Tari Topeng Bali
Keberadaan topeng dalam masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan upacara keagamaan Hindu karena seni larut dalam agama dan masyarakat. Indonesia sendiri memiliki banyak sekali Tarian Topeng di beberapa daerah, seperti Dayak, Cirebon, Malang, dan masih banyak lagi.
Tari Topeng Bali merupakan sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya yang ditampilkan di masyarakat adalah kesenian sakral. Keajaiban topeng yang mewakili para dewa tersebut diyakini mampu memberikan kedamaian dan keamanan.
10. Tari Panyembrama
Panyembrama adalah salah satu bentuk tarian tradisional Bali sekuler yang dirancang oleh I Wayan Berata dan pertama kali dibawakan pada tahun 1971. Tarian ini mencakup gerakan dari beberapa tarian sakral Bali.
Nama Panyembrama berasal dari kata Sambrama dalam bahasa Bali yang berarti “selamat datang”. Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah keramahan dan rasa hormat sebagai ungkapan penyambutan kepada para tamu.
Itulah 10 tarian tradisional Bali yang bisa menghipnotis Anda dengan keunikannya. Setiap tarian memiliki arti dan tujuannya masing-masing, jadi pastikan Anda melihat pertunjukan tarian mereka saat berada di Bali! Sampai jumpa di Bali, Flokqers!
No Comment