Tempat Ibadah di Jakarta Pusat
Jakarta Pusat dikenal sebagai pusat bisnis di mana orang-orang berusaha mencari peruntungan dan mengembangkan diri menjadi lebih baik. Jakarta Pusat selalu dilihat sebagai tempat biasa di mana tidak banyak orang berdiam diri di tempat yang damai. Tapi, Jakarta Pusat menyembunyikan keindahan yang luar biasa – tempat ibadah. Ada beberapa tempat ibadah di Jakarta Pusat yang perlu kita kunjungi begitu kita sampai di ibukota.
Gereja Berbahasa Inggris di Jakarta
Temukan berbagai tempat ibadah di Jakarta, mulai dari gereja, kuil, hingga masjid. Berkat keragaman agama kota.
Tempat Ibadah di Jakarta Selatan
Tempat Ibadah di Jakarta Utara
Tempat Ibadah di Tangerang Selatan
1. Masjid Istiqlal
Masjdi Istiqlal adalah landmark negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia. Nama Istiqlal diambil dari bahasa Arab yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “Kemerdekaan”. Masjid ini dibangun sebagai wujud syukur atas kemerdekaan Indonesia. Masjid Istiqlal bisa menampung lebih dari 300.000 jamaah, menjadikannya masjid terbesar di Asia Tenggara. Arsitektur istiqlal memiliki makna yang dalam. Pertama, mereka memiliki satu menara yang mempersonifikasikan keyakinan Islam pada satu Tuhan. Kemudian, mereka memiliki kubah besar dengan diameter lebih dari 45 meter, sedangkan kubah yang lebih kecil berdiameter 8 meter dan patung berbentuk bintang bulan setinggi 17 meter. Jika digabung membentuk tanggal kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.
Alamat: Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710
Telepon: (021) 3811708
Jam Buka: 24 jam
2. GPIB Immanuel
Berlokasi di Gambir, Jakarta Pusat, GPIB Immanuel merupakan salah satu gereja tertua di Kawasan Metropolitan Jakarta. Gereja ini menyediakan layanan dalam tiga bahasa yang berbeda, Bahasa Indonesia (06.00, 08.00, dan 18:30), Belanda (10.00), dan Inggris (17.00).
GPIB Imanuel dibangun pada tahun 1830-an oleh arsitek J. H. Horst. Awalnya, gereja itu bernama “Willem Kerk”. Setelah kemerdekaan, namanya diubah menjadi Immanuel yang artinya Tuhan menyertai kita.
GPIB Immanuel dianggap sebagai salah satu warisan budaya Jakarta. Bagian yang paling terkenal dari Gereja ini adalah kubahnya, kubah ini mampu memantulkan suara dan digunakan untuk khotbah. Kubah itu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mentransfer jumlah sinar matahari yang sama ke bagian dalam gereja. GPIB Immanuel juga memiliki organ pipa bersejarah yang dibuat oleh J. Datz pada tahun 1843. Organ tersebut masih dapat berfungsi dengan baik.
Alamat: Jl. Tim Medan Merdeka. No.10, RT.1 / RW.2, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110
E-mail: immanueldki@gpib.or.id
Jam Buka: 06.30, 08.00, 19.00
3. Gereja Katedral Jakarta
Katedral Jakarta atau secara resmi bernama Katedral Pengangkatan Santa Maria ke Surga merupakan salah satu Gereja warisan Hindia Belanda. Katedral Jakarta resmi berdiri pada tanggal 21 April 1901, namun bangunannya telah dibangun sejak tahun 1810. Gereja ini memiliki gaya desain neo-gotik dan juga memiliki tiga menara yang saat ini sedang direnovasi. Plafonnya terbuat dari kayu untuk mengantisipasi gempa. Di kedua sisi gereja, terlihat rangkaian lukisan berjudul The Way of the Cross (Jalan Salib). Katedral Jakarta memiliki jadwal misa harian dan mingguan. Gereja ini juga memiliki lonceng yang akan dibunyikan pada pukul 6 pagi, 12 siang, dan 6 sore. untuk mengingatkan orang untuk berdoa. Katedral ini memiliki batas suci di depan altar yang tidak boleh dilewati oleh siapapun. Gereja juga menyediakan ruang dan fasilitas untuk berdoa yang bisa digunakan oleh para penyandang disabilitas.
Alamat: Jl. Katedral No.7B, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710
Telepon: +62213519186
Jam Buka: 05.30 – 19.00
4. Klenteng Sentiong/Vihara Buddhayana
Kelenteng Sentiong adalah salah satu kelenteng tertua di Jakarta yang terletak di Jalan Lautze. Kelenteng ini dibangun pada masa kependudukan Belanda pada abad ke-18. Klenteng Sentiong telah digunakan sebagai tempat peribadahan baik oleh umat Buddha maupun Hindu, oleh karena itu terdapat patung dari kedua agama tersebut. Bagian unik dari bangunan ini adalah arsitekturnya. Kita sering menjumpai kelenteng dengan gaya arsitektur Asia, khususnya Cina, namun Klenteng Sentiong memiliki perpaduan gaya Belanda dan Indonesia. Bangunan ini awalnya adalah tempat peristirahatan pejabat pemerintah Hindia Belanda yang terlukis pada arsitekturnya.
Alamat: Jl. Lautze No.38 Kel. Kartini, Kec. Sawah Besar, Jakarta Pusat 10750
Telepon: (021) 6299552
5. GPIB Pniel Jakarta/Gereja Ayam
Pniel Gereja Ayam adalah warisan dari zaman Hindia Belanda. Dinamai ayam karena patung ayam di atapnya. Gereja ini awalnya dibangun pada tahun 1850, tetapi telah direnovasi di bawah pengawasan Cuypers dan Hulswit. Gereja ini memiliki arsitektur campuran Italia dan Portugis. Gereja ini dulunya dibangun sebagai bentuk kritik sosial terhadap Katedral Jakarta. Berbeda dengan Katedral Jakarta yang jemaahnya berasal dari kalangan atas, jemaah Gereja Ayam Pniel sebagian besar berasal dari kalangan Kristen kelas bawah di Jakarta yang meliputi Melayu, Tionghoa, atau bahkan Tamil.
Alamat: Jl. H. Samanhudi No.12 RT.03 / RW.05 Kel. Pasar Baru Kec, RT.3 / RW.3, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710
Telepon: (021) 3807621
Masih banyak sekali tempat ibadah di Jakarta Pusat yang bisa dikunjungi. Manakah favoritmu untuk menenangkan jiwa?
No Comment