Cap Tikus: Minuman Bersejarah Yang Hampir Punah
Minuman Cap Tikus adalah bukti dari keberagaman dan betapa kayanya sejarah Indonesia. Namun seperti kebanyakan budaya dan bahasa, Minuman ini hampir terancam tertelan zaman karena perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat. Lalu bagaimana mereka bisa bertahan? Simak yuk!
Apa itu Minuman Cap Tikus?
Cap Tikus adalah minuman beralkohol khas masyarakat Minahasa. Minuman ini sudah ada sejak jaman dahulu. Minuman ini sering diminum oleh bangsawan dan raja. Selain itu, masyarakat Minahasa dahulu juga menggunakan Cap Tikus dalam adat mereka. Konon, tuan rumah wajib menyodorkan Cap Tikus ketika menerima tamu sambil bernyanyi “Tuangkan Cap Tikus wahai tuan rumah”. Minuman ini jelas memiliki sejarah yang panjang. Lalu, bagaimana cara membuatnya?
Baca juga: Panduan Lengkap Anggur Merah atau Amer khas Indonesia
Campuran Minuman Cap Tikus
Minuman cap tikus dibuat dengan hasil destilasi pohon aren yang berupa air nira. Dalam bahasa lokal, cairan ini disebut saguer. Air nira biasanya diambil dari bagian atas pohon aren jantan yang memiliki benang sari. Kandungan alkohol Cap Tikus sebanyak 40 hingga 45 persen.
Cara Membuat Minuman Cap Tikus secara Tradisional
Pembuatan Cap Tikus secara tradisional memakan waktu yang lama dan melelahkan bagi petani nira. Prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Buat bambu berlubang jari untuk memanjat pohon aren
Untuk menyadap saguer atau air nira, petani harus pertama-tama memotong dan melubangi bambu yang dapat mencapai bagian atas pohon aren. Pohon ini bisa tumbuh sepanjang 25 meter dengan rata-rata 10 meter.
2. Sandarkan bambu pada pohon aren untuk dipanjat
Setelah bambu selesai dilubangi, Ia akan disandarkan pada pohon untuk digunakan memanjat. Proses ini bisa sedikit berbahaya karena jika petani tidak berhati-hati, kecelakaan mudah terjadi.
3. Ketuk permukaan pohon aren
Setelah sampai ke bagian atas pohon nira dimana tangkai terletak, maka pembuat akan menggunakan parang dan pisau untuk mengetuk tangkai. Proses ini harus dilakukan setiap pagi atau sore selama 3-4 hari untuk hasil maksimum. Nira juga harus asam rasanya untuk dibuat menjadi Cap Tikus. Jika ada nira yang manis, maka harus didiamkan sehari agar menjadi asam.
4. Cairan air nira disulingkan
Setelah 3-4 hari berlalu, pembuat harusnya sudah mengumpulkan air nira yang banyak dan asam. Air Nira lalu disuling dengan tungku dengan nama lokal porno. Eits…bukan porno yang itu ya. Proses ini dilakukan dengan menggunakan kayu api dan galon besar sebagai penampung air nira dan memakan waktu kurang lebih 2 jam.
Perlu diketahui bahwa 1 galon cap tikus harus dibuat dengan 6 galon nira. Dan dua botol penyulingan pertama Cap Tikus adalah yang paling diminati, dengan nama panggilan cakram.
Dengan proses tradisional, bisa dilihat betapa sulitnya proses pembuatan minuman ini. Ditambah lagi ada kemungkinan kecil kecelakaan dapat terjadi ketika memanjat pohon aren. Walaupun ada rasa tersendiri dalam meminum minuman yang dibuat secara tradisional, tidak bisa dipungkiri bahwa proses ini memakan waktu dan tenaga bagi petani nira.
Namun bukan hanya itu yang mengancam minuman tradisional khas Minahasa ini.
baca juga: Merk Rokok Paling Populer di Indonesia
Kenapa Minuman Cap Tikus terancam punah?
Seiring berjalannya waktu, minuman ini terancam perubahan zaman. Ini dikarenakan beberapa hal, yaitu persepsi negatif masyarakat Indonesia dan bahkan masyarakat lokal Manado tersendir terhadap alkohol. Yuk kita selidiki mengapa ini bisa terjadi!
‘Bahaya’ Minuman Cap Tikus
Dahulu minuman Cap Tikus atau nama sebelumnya sopi ini digunakan sebagai penghangat tubuh dan penyemangat bagi petani untuk memulai hari. Masyarakat Minahasa dahulu juga telah mengetahui bahaya mengkonsumsi Cap Tikus secara berlebih. Namun pada zaman sekarang, Cap Tikus seperti minuman keras lainnya dijadikan sumber pelampiasan atas kesulitan dan kegundahan yang dialami seseorang. Karena itu, ada saja kejadian dimana Cap Tikus menjadi sumber malapetaka atau kecelakaan.
Melihat ini, pemerintah dan polisi daerah Sulawesi Utara mengobarkan slogan “Brenti Jo Bagate”, yang artinya berhenti minum minuman keras. Slogan ini digunakan karena polisi daerah menyimpulkan bahwa minuman Cap Tikus sering diminum oleh pelaku tindak kriminal. Dengan kata lain, slogan ini digunakan untuk menurunkan tingkat kriminalitas. Selain itu, kasus orang meninggal karena minuman tersebut terlalu banyak dapat pula ditemukan.
Apakah Minuman Cap Tikus ilegal?
Karena reputasinya, mungkin orang-orang akan berpikir bahwa Cap Tikus akan dilarang oleh pemerintah. Namun, kabar baiknya minuman ini dilegalkan sejak tahun 2019. Ini berkat kerja keras pemerintah dan masyarakat Minahasa Selatan untuk melindungi kesejahteraan petani nira. Selain itu, legalisasi ini juga disebabkan oleh modernisasi proses pembuatan dan distribusi minuman Cap Tikus. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua merk Cap Tikus dilegalkan, maka sebelum membeli pastikan untuk mengecek distributor minuman Cap Tikus yang ingin dibeli.
Evolusi suatu budaya atau tradisi karena tantangan zaman seringlah ditemui. Begitu pula minuman khas Minahasa ini. Dalam proses modernisasi produksi minuman ini, Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan bekerja sama dengan PT. Cawan Mas untuk memperbaiki alur produksi dan distribusi Cap Tikus sekaligus menjamin kesejahteraan petani nira.
PT. Cawan Mas pun merilis produk minuman Cap Tikus yang bernama ‘Cap Tikus 1978’. Modernisasi produksi membuat Cap Tikus menjadi aman untuk dikonsumsi. Perbedaan proses ini dengan proses tradisional terletak pada proses penyulingan dan peningkatan total produksi. Perbedaan produksi tradisional dan modern adalah sebagai berikut.
1. Produsen modern dapat membuat Cap Tikus dengan kuantitas lebih banyak
Dalam skema produksi cap tikus modern, petani Nira menjadi penyuplai dengan bayaran kurang lebih 4.500.000 per bulan. Mereka akan menyuplai Cap Tikus mentah yang akan dimasukkan ke dalam galon besar dengan daya tampung sampai ratusan liter. Ini jauh lebih menguntungkan bagi petani nira, dibandingkan hasil 6 banding 1 dari pembuatan secara tradisional.
2. Proses destilasi yang menjamin keamanan
Seperti minuman keras pada umumnya, banyak minuman Cap Tikus oplosan yang beredar di masyarakat. Karena hal ini pula banyak kecelakaan yang terjadi oleh sebab meminum Cap Tikus Oplosan. Sekarang, produsen PT. Cawan Mas memastikan Cap Tikus aman untuk diminum dengan cara meningkatkan kualitas proses destilasi, dimana bahan-bahan kimia berbahaya seperti timbal dan merkuri disaring dari cairan. Ini membuat Cap Tikus jauh lebih aman untuk dikonsumsi. Ditambah lagi, jaminan aman ini juga dipastikan oleh BPOM.
Berkat modernisasi ini, Cap Tikus menjadi incaran bagi sebagian wilayah di Indonesia. Terutama, di Papua. Selain itu, minuman Cap Tikus juga meluaskan pasarnya ke luar negeri, yaitu negeri Cina. Hebat sekali, ya!
Variasi dan harga Minuman Cap Tikus
Dengan adanya modernisasi dan bantuan dari pemerintah, masyarakat dapat mengkonsumsi Cap Tikus dengan harga dan kualitas yang baik. Ingin membeli? Ternyata produk khas minahasa ini dapat dibeli dengan harga yang cukup murah, loh. Harga cap tikus di pasaran berkisar antara 95.000 hingga 140.000 rupiah. Ada dua jenis rasa yang dapat dicoba, yaitu Original dan Coffee, dengan ukuran masing-masing 320 mL. Produk lain yang dapat dibeli yaitu bartender sachet untuk memudahkan konsumsi.
Dimana kita bisa membeli Minuman Cap Tikus?
Pembelian minuman ini dapat dilakukan secara online melalui situs online shopping andalan anda. Ketersediaan stok juga tidak akan menjadi masalah. Maka, jangan khawatir akan kehabisan. Anda bisa menikmati minuman bersejarah ini dengan mudah dan murah.
Baca juga: Panduan Lengkap Alkohol Indonesia
Yuk, kita bantu lestarikan produk dan budaya Indonesia yang satu ini! Namun, selalu ingat untuk selalu tanggung jawab dalam mengkonsumsi produk-produk alkohol seperti minuman Cap Tikus.
No Comment