Mencoba Kue Lebaran Khas Indonesia

Lebaran (atau Aidilfitri untuk teman-teman kami yang berbahasa Melayu) adalah musim perayaan ketika umat Islam merayakan setelah satu bulan puasa dengan mengunjungi keluarga dan teman. Meskipun kamu bukan seorang Muslim, tetap menjadi kebiasaan bagi orang Indonesia selama liburan untuk mengunjungi keluarga dan teman dekat, apapun agamanya. Lagipula, yang penting adalah mengumpulkan dan memperbaiki persahabatan.

Baca juga: Makanan Jalanan Terbaik Jakarta

Di antara hal-hal kecil, kamu dapat melihat banyak kue selama kunjungan ini. Namun, sebenarnya kue ini adalah bermacam-macam kue ukuran sekali gigit dengan rasa yang berbeda mulai dari gurih hingga manis. Selain permen (dan air dalam gelas plastik kemasan), kue kering ini juga sangat penting untuk persiapan kedatangan tamu di Lebaran.

Baik kamu sedang mengunjungi rumah keluarga teman saat Lebaran atau hanya ingin tahu dan ingin mencicipi, kami sarankan untuk mencicipi kue-kue berikut ini selama perayaan Lebaran:

1. Nastar

Salah satu kue kering Lebaran yang paling terkenal adalah ‘kue’ berbentuk bulat nastar dengan isian selai nanas. Namun, menyebut ‘cookie’ untuk nastar kurang tepat. Bagian luarnya lembut dan mudah hancur dapat terasa langsung meleleh di mulut kamu. Bahkan beberapa orang menganggap nastar adalah mini pastry turunan dari pie.

Nastar menelusuri asal-usulnya kembali ke era Belanda. Nama ‘nastar’ berasal dari bahasa Belanda ananas yang berarti nanas (kemudian berubah menjadi ‘nanas’ dalam bahasa Indonesia), dan taartjes yang berarti kue tart. Kelezatan ini kemudian populer di kalangan penduduk asli Indonesia dan diganti namanya menjadi nastar.

Nastar ini memiliki isian yang beragam, namun yang paling umum adalah selai nanas, yang akan menyerang indra kamu setelah lapisan luar pastry-nya rusak. Beberapa variasi juga memiliki cengkeh yang menempel di dalamnya, untuk beberapa bumbu tambahan.

2. Putri Salju

Kue berbentuk bulan sabit ini mendapatkan namanya dari gula bubuk yang ditaburkan di atasnya, memberikan kesan seperti tertutup salju. Bahan dari kuenya sendiri berbeda-beda tetapi orang biasanya mencampurkan kacang tanah atau kacang macadamia. Orang juga suka menambahkan variasi lain pada resep seperti memasukkan keju atau bahkan bubuk matcha, tapi satu hal yang pasti: kue harus hancur dan meleleh bersama gula saat kamu menggigitnya.

3. Kastengel

Kastengel, seperti sepupunya, nastar, juga merupakan kue khas Indonesia dari kolonial Belanda. Namanya berasal dari Kaas, kata Belanda untuk keju, dan stengels, yang berarti tongkat. Ini jauh dari kaastengel Belanda yang kita kenal sekarang (karena lebih panjang dan lebih tipis), tetapi tetap hidup dalam versi yang lebih kecil sebagai kue pokok untuk Lebaran dan Natal.

Kastengel, tidak seperti kue khas Indonesia lainnya, gurih dan asin berkat bahan utamanya keju. Sama halnya seperti versi Belanda, resep kastengel Indonesia mulai menggunakan berbagai jenis seperti keju Gouda.

Kastengel yang baik tidak terlalu rapuh dan memiliki rasa keju yang kuat tanpa terlalu asin. Kastengel manis juga ada, meski tidak seumum versi asin.

4. Kue Lidah Kucing

Kue lidah kucing adalah kukis tipis berbentuk elips dengan warna kuning pucat. Kue lain dari zaman kolonial Belanda, nama aslinya adalah ‘lidah kucing’ Katte Tong, diterjemahkan ke dalam bahasa lidah kucing oleh orang Indonesia. Nama itu mungkin berasal dari fakta bahwa bentuknya yang panjang dan tipis, seperti lidah kucing.

Kue lidah kucing biasanya memiliki rasa yang ringan — tidak terlalu manis dan tidak terlalu gurih — pas. Biasanya juga memiliki topping keju parut yang minimal, tetapi ada juga variasi dengan kacang cincang.

5. Kue Kuping Gajah

Berbeda dengan kue sebelumnya, kue kuping gajah adalah kreasi asli Indonesia. Ini adalah kue bulat tipis yang terlihat seperti ombak yang bergelombang jika dilihat dari samping. Penampilannya unik, dengan pola spiral hitam-putih. Kamu pasti sudah pernah melihat kue ini setidaknya sekali dalam rapat atau gathering di Indonesia saat rehat kopi.

Ada banyak variasi resep kuping gajah, dengan rasa seperti coklat, vanilla, bahkan mocca. Ini harus renyah dan rasanya agak kuat seperti vanilla atau coklat.

6. Kue Sagon

Jika kamu sudah mengetahui tentang sagu, maka kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan yang satu ini. Kue sagon adalah kue tradisional khas Jogja yang terbuat dari bahan sagu (sagon artinya sagu dalam bahasa jawa).

Kue kuno ini hadir dalam berbagai bentuk dan bentuk, tetapi resep aslinya biasanya menggunakan tepung sagu (meski banyak orang tidak menggunakan tepung sagu) serta daging kelapa parut. Metode pembuatannya cukup sederhana, sama seperti banyak kue Indonesia lainnya. Karena menggunakan kelapa dan sagu, rasa akhirnya harus seimbang antara manis dan gurih.

Sayangnya, kue ini semakin sulit ditemukan, bahkan di kalangan rumah tangga di Jawa, jadi pastikan kamu mencobanya saat melihatnya di toples!

7. Kue Semprong

Kue Semprong memiliki banyak nama: Asian Egg Roll, Sepit, Sepit Kue Belanda, Kue Kapit, atau Love Letter. Ini adalah cemilan wafer dari adonan telur yang dipanaskan dalam cetakan besi dan dilipat menjadi persegi, seperempat lingkaran, atau digulung menjadi tabung. Versi peranakan Cina terkadang memiliki wafer yang diukir dengan motif dekoratif bunga atau binatang.

Jajanan ini tidak hanya populer di Indonesia tapi juga di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Seperti yang disebutkan oleh salah satu namanya, semprong adalah versi gulungan tradisional Belanda, hanya dengan kulit yang lebih tipis (Belanda adalah kata Melayu untuk bahasa Belanda).

Kue semprong mengacu pada versi tube yang populer di Indonesia, sedangkan kue sepit mengacu pada kue segitiga / seperempat lingkaran. Kue berlubang, dengan beberapa tambahan pada wafer, seperti wijen. Namun, versi Lebaran tradisional biasanya lebih sederhana dan berfokus pada rasa manis telur.

8. Kembang Goyang

Kembang Goyang adalah jajanan khas Betawi, meski populer di kalangan keluarga Jawa saat Lebaran.

Namun menurut Fimela (link dalam Bahasa Indonesia), Kembang Goyang (dalam bahasa Inggris berarti Kembang Goyang) mengambil inspirasi dari tangkai bunga bergoyang emas pada hiasan kepala pengantin Jawa.

Kembang Goyang secara tradisional memiliki berbagai kegunaan di banyak daerah di Indonesia. Namun, terutama, itu ditawarkan kepada tamu yang berkunjung. Ini adalah cemilan yang dibuat menjadi bentuk bunga yang indah dan memiliki rasa yang ringan dan gurih dengan kulit yang renyah.

Baca juga: Memahami Etika Sosial di Indonesia 

Related Posts

No Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *